Topics
Prediabetes—tahapan yang samar namun kritis yang terletak di antara kadar gula darah normal dan diagnosis final diabetes tipe-2.
Tahapan ini memberikan peringatan untuk segera proaktif mengambil tindakan dan keputusan yang matang. Terlepas dari samarnya batasan tahapan ini, prediabetes memberikan kesempatan penting untuk mendapatkan intervensi medis dan mengubah gaya hidup, sehingga berpotensi mengubah kondisi dan mencegah prediabetes memburuk menjadi diabetes.
Apa itu prediabetes?
Prediabetes terjadi ketika ketika kadar gula darah meningkat melebihi batas normal, tapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes. Orang dewasa dengan prediabetes umumnya tidak menunjukkan gejala, walaupun mencatatkan kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya.
Umumnya, kadar gula darah normal berkisar antara 70-99 mg/dL (3.9-5.5 mmol/L). Pada kasus prediabetes, kadar gula darahnya naik mencapai kisaran antara 110 mg/dL dan 125 mg/dL (5.6-6.9 mmol/L). Walaupun tinggi, kadar tersebut tidak memenuhi kriteria diagnosis diabetes mellitus. Akibatnya, banyak individu yang tidak menyadari bahwa mereka sudah berada pada tahap prediabetes.
Apa saja tanda dan gejala prediabetes?
Kebanyakan penderita prediabetes tidak menunjukkan gejala. Namun, pada sebagian kecil kasus yang memiliki gejala, gejala yang muncul meliputi
- Nafsu makan meningkat
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Kenaikan Indeks Massa Tubuh (BMI)
- Keletihan atau kelelahan
- Berkeringat
- Penglihatan buram
- Luka atau memar yang sulit sembuh
- Infeksi kulit atau pendarahan gusi yang berulang
Apa yang menyebabkan prediabetes?
Hiperglikemia mendorong sel beta pankreas untuk memproduksi dan mengeluarkan hormon insulin. Terus terpapar kadar insulin yang tinggi akan menurunkan efektivitas reseptor insulin, yang berfungsi untuk membuka saluran glukosa dan memasukkan glukosa ke dalam sel.
Ketika reseptor ini tidak berfungsi dengan benar, hiperglikemia akan memburuk, sehingga menimbulkan gangguan metabolisme dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
Pada kasus prediabetes, kondisi ini belum terlalu serius, namun menandai awal dari penurunan kemampuan metabolisme yang berpotensi membahayakan jiwa.
Apa saja faktor risiko prediabetes?
Faktor risiko resistensi insulin atau diabetes risiko tinggi meliputi:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Riwayat keluarga dengan diabetes (orang tua, saudara kandung)
- Kurang beraktivitas fisik
- Kondisi kesehatan lain, seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi
- Riwayat diabetes gestasional
- Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Kabar baiknya adalah walaupun terdapat faktor risiko yang tidak dapat diubah, seperti riwayat keluarga, usia, dan etnis, pengubahan gaya hidup lewat kebiasaan makan, pengelolaan berat badan, dan berolahraga, dapat secara drastis mengurangi risiko resistensi insulin atau prediabetes.
Bagaimana cara mendiagnosis prediabetes?
Prediabetes dapat dideteksi dengan tiga metode pengujian yang digunakan untuk menandai individu dengan risiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
1. HbA1C
- Pemeriksaan HbA1C mengukur rerata kadar gula darah dalam 2-3 bulan terakhir
- HbA1c Normal: kurang dari 5,7%
- HbA1c Prediabetes: 5,7%–6,4%
- HbA1c Diabetes: 6,5% atau lebih tinggi
2. Tes glukosa darah puasa
- Umumnya dilakukan pada pagi hari setelah berpuasa 8 jam dan mengukur kadar gula darah
- Kadar gula darah normal: 3.9 – 5.5mmol/L
- Kadar gula darah prediabetes: 5.6 – 6.9 mmol/L
- Kadar gula darah diabetes: 7mmol/L or higher
3. Tes toleransi glukosa oral
- Mengukur gula darah sebelum dan dua jam setelah mengonsumsi minuman mengandung gula
- Normal: kurang dari 7.8 mmol/L
- Prediabetes: 7.8 mmol/L - 11.0 mmol/L
- Diabetes: 11.0 mmol/L atau lebih tinggi
Bagaimana cara pengobatan dan penanganan prediabetes?
Penelitian menunjukkan bahwa prediabetes dikaitkan dengan risiko kematian dan risiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi (tambahan 7,36 kasus kematian dan 8,75 kasus penyakit jantung pada 10.000 orang per tahun selama 6,6 tahun).
Hal ini menekankan pentingnya tidak meremehkan prediabetes, karena faktor risiko diabetes dapat berdampak signifikan pada hidup seseorang. Diabetes dapat mempengaruhi semua organ penting di tubuh, menyebabkan komplikasi serius dan kerusakan saraf, bahkan berpotensi berujung pada amputasi.
Kabar baiknya adalah perubahan gaya hidup dapat berhasil mencegah diabetes. Terbukti bahwa Anda dapat membuat kondisi prediabetes kembali normal dan menunda kemunculan diabetes.
Dimulai dengan perubahan gaya hidup, yaitu mencakup:
- Perbanyak berolahraga fisik (≥150 menit/minggu)
- Latih untuk mengurangi kalori dengan memilih diet yang lebih sehat
- Turunkan berat badan 5-10%
- Berhenti atau kurangi merokok
- Kelola stres
Obat-obatan seperti Metformin dapat disarankan untuk membantu menangani prediabetes.
Apa prediabetes dapat kembali normal?
Ya, prediabetes umumnya dapat kembali normal dengan perubahan gaya hidup dan intervensi yang tepat. Dengan menerapkan strategi yang sudah disebutkan, pasien prediabetes dapat menurunkan kadar gula darah mereka ke rentang normal, menurunkan risiko kondisi memburuk menjadi diabetes tipe 2.
Bagaimana mencegah prediabetes?
Terdapat strategi tiga langkah yang dapat mencegah banyak orang dari kondisi prediabetes. Strategi tersebut mencakup:
- Penurunan berat badan
- Lebih banyak berolahraga fisik
- Diet yang lebih sehat
Dengan menerapkan kebiasaan tersebut pada rutinitas harian Anda, Anda dapat secara signifikan mengurangi risiko terkena prediabetes dan meningkatkan kesehatan secara umum.
Buat janji temu di Rumah Sakit Pantai
Hargai semua harapan yang muncul lewat perubahan kecil namun berarti pada gaya hidup Anda. Baik itu lewat perubahan pola makan yang lebih mindful, berolahraga rutin, atau kunjungan medis berkala, setiap langkah yang Anda ambil hari ini adalah investasi untuk kesejahteraan Anda di masa depan. Ingat, ini bukan hanya tentang pencegahan diabetes, namun juga memupuk kehidupan yang sehat dan penuh semangat.
Berkonsultasi dengan dokter Anda hari ini, cari dukungan dari orang terkasih Anda, dan mulailah perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik.
Hubungi kami untuk membuat janji temu untuk menjalani tes skrining diabetes, atau kunjungi Rumah Sakit Pantai terdekat Anda untuk jadwal konsultasi.
Rumah Sakit Pantai telah terakreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.