Ditulis oleh: Dr Revathi Naidu K.Chandrasekaran, Medical Information Officer, MBBS, MScPH (IMU)
Tuberkulosis (TB), disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, adalah penyakit manusia yang sudah lama ada yang utamanya menyerang paru-paru. Namun, tuberkulosis adalah penyakit multisistemik. Sistem organ yang paling sering terserang adalah sistem pernapasan, pencernaan, limforetikuler, kulit, muskuloskeletal, saraf pusat, dan reproduksi.
Realita yang menyakitkan pun masih ada: tuberkulosis masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2022, sementara 10,6 juta lainnya terjangkit tuberkulosis. Di Malaysia, ada sekitar 78 kasus dalam populasi 100000 jiwa, dengan tingkat mortalitas 7,9 dalam populasi 1000000 jiwa yang dilaporkan pada tahun 2022.
Walaupun demikian, kenyataan mendasar adalah bahwa tuberkulosis dapat dicegah dan disembuhkan.
Dalami detail tuberkulosis pulmoner (paru-paru) dengan artikel ini. Baca untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai aspek penting tuberkulosis ini.
Tuberkulosis umumnya menular lewat udara dari satu orang ke yang lainnya. Pada individu yang terinfeksi, bakteri tersimpan dalam droplet kecil yang terbawa udara, yang keluar saat bersin atau batuk.
Mereka yang menghirup droplet ini disebut "kontak". Kontak dapat meliputi individu yang menghabiskan banyak waktu dengan orang terinfeksi, seperti anggota keluarga, teman, atau rekan kerja.
Penting untuk diingat bahwa tuberkulosis TIDAK ditularkan melalui:
Setelah terpapar tuberkulosis, kontak mungkin tidak langsung jatuh sakit. Pada beberapa kasus, sistem imun kontak berhasil memusnahkan bakterinya, sehingga mencegah adanya infeksi atau penyakit.
Pada kasus lain, respon imun mungkin dapat menyimpan bakteri dalam tubuh, menimbulkan tuberkulosis laten. Walaupun tuberkulosis laten tidak langsung menimbulkan penyakit, bakteri tetap dapat hidup. Pada tahap ini, individu tersebut dapat dikatakan terkena "infeksi tuberkulosis," yaitu kondisi yang menjangkiti hingga seperempat populasi dunia.
Pada infeksi tuberkulosis, yang disebut '"uberkulosis laten," individu tampak sehat, tanpa gejala, dan tidak dapat menyebarkan infeksinya ke orang lain. Pengobatan yang efektif pada tahap ini biasanya dapat mencegah progresi infeksi menjadi penyakit tuberkulosis.
Penyakit tuberkulosis, yang disebut "tuberkulosis aktif," terjadi ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis mengalahkan sistem imun, menyebabkan individu jatuh sakit.
Penyakit tuberkulosis juga dapat berkembang jika infeksi tuberkulosis tidak diobati sepenuhnya. Ini disebut reaktivasi tuberkulosis dan dapat muncul pada 5%-10% individu dengan infeksi tuberkulosis di masa mendatang. Mereka dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV), diabetes mellitus, malnutrisi, atau mereka yang mengonsumsi obat imunosupresan, seperti yang digunakan untuk artritis reumatoid, steroid, atau kemoterapi kanker, lebih rentan terhadap kondisi ini.
Gejala-gejala kondisi ini meliputi:
Dokter Anda akan terlebih dahulu menanyakan kondisi kesehatan Anda secara umum dan gejala yang Anda alami sebelum melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Diagnosis dilakukan berdasarkan gejala yang Anda laporkan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Terutama, individu yang pernah menerima vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) masih harus melangsungkan tes kulit tuberkulin. Namun, vaksin BCG dapat menghasilkan reaksi positif palsu. Pada kasus demikian, reaksi positif dapat disebabkan oleh vaksin BCG atau infeksi bakteri tuberkulosis.
Mengobati infeksi tuberkulosis adalah strategi penting untuk mengurangi risiko progresi infeksi menjadi penyakit tuberkulosis.
Beberapa rangkaian obat dapat mengobati infeksi tuberkulosis, dan pilihannya tergantung pada berbagai faktor, termasuk potensi interaksi antarobat, efek samping, dan kemungkinan pasien merampungkan seluruh rangkaian pengobatan.
Rangkaian obat tersebut meliputi
Menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan sangat krusial. Selalu ingat untuk berdiskusi dengan dokter Anda jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai risiko dan potensi efek samping. Saat menjalani pengobatan, penting untuk menahan diri dari mengonsumsi alkohol dan acetaminophen. Kedua zat tersebut dapat memberi tekanan lebih besar pada hati, sehingga berpotensi meningkatkan risiko cedera hati dari obat-obatan.
WHO merekomendasikan rangkaian antituberkulosis yang terstandar, yang terdiri dari dua fase berbeda: fase intensif dan lanjutan.
Fase intensif (2 Bulan/8 Minggu):
Fase Lanjutan (4 Bulan/18 Minggu):
Di Malaysia, undang-undang mewajibkan pelaporan siapa pun yang didiagnosis tuberkulosis ke departemen kesehatan. Pelaporan ini memastikan intervensi yang cepat dan kolaborasi antara staf departemen kesehatan, penyedia layanan kesehatan pasien, dan pasien untuk merancang dan merampungkan rencana pengobatan yang aman dan efektif.
Directly Observed Therapy (DOT) adalah program kesehatan masyarakat yang memastikan bahwa pasien mengonsumsi obat tuberkulosis dengan aman. Metode ini melibatkan interaksi harian dengan tenaga kesehatan yang mengawasi konsumsi obat, termasuk ditelannya obat dengan benar dan menilai reaksi negatif atau kondisi kesehatan yang memburuk. Hal ini meminimalkan efek samping yang serius, sehingga berpotensi meningkatkan tingkat kesembuhan.
Selain itu, sejak 2019, beberapa fasilitas kesehatan di Malaysia telah menerapkan Video-Observed Treatment (VOT), program rekomendasi WHO sebagai bentuk baru dari DOT. Metode ini dapat dilangsungkan lewat telekonsultasi untuk memonitor pasien dari jarak jauh.
Infeksi dan penularan tuberkulosis dapat dicegah dengan mengikuti beberapa langkah penting ini.
Di tengah perlawanan global terhadap tuberkulosis, tiap individu memainkan peran penting dalam membentuk dunia yang lebih sehat dan bebas Tuberkulosis di masa depan. Dengan bersatu dalam perang melawan tuberkulosis ini, kita dapat memutus rantai penyebaran, menghapuskan stigma, dan membangun masa depan di mana tidak ada satu pun yang hidup di bawah bayang-bayang penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan ini.
Bersama, mari kita ubah kesadaran ini menjadi sebuah aksi, karena dunia bebas tuberkulosis dimulai dari diri kita masing-masing.
Hubungi kami untuk membuat janji temu hari ini jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan terkait masalah kesehatan reproduksi Anda.
Silakan hubungi Pusat Pemeriksaan Kesehatan terdekat Rumah Sakit Pantai untuk membuat janji temu untuk pemeriksaan kesehatan.
Rumah Sakit Pantai telah mendapatkan akreditasi dari Malaysian Society for Quality in Health (MSQH) atas komitmennya terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.